Sabtu, 15 Oktober 2022

Contoh Cerpen

 

NALEA

Karya:Sungging Raga

 

   Tidurlah, Nalea. Esok kita abadi.

   Gadis kecil itu memucat, bibirnya membiru karena dingin. Hujan belum juga reda sejak sore tadi. Jalanan basah dan sebagiannya menampakkan genangan pekat seperti menandakan begitu kelamnya kehidupan di kota ini.

    "Ini, pakai jaket," kata ayahnya. Lelaki itu menyentuh kening Nalea, dan memang terasa hangat."sepertinya kamu masuk angin."

     Mereka sedang berteduh dietalase toko. Kemilau basah lampu-lampu jala, papan reklame, juga sorot mobil dan motor, semua adalah cahaya yang menyelingi udara dingin disekujur kota

     Nalea masih berbarig di pangkuan lelaki it. Iaberkeringat, membuat helai rambutnya menempel di kening. Napasnya berat matanya setengah terpejam. Lelaki itu tak bisa membayangkan perasaan anak gadisnya setelah segala kejadian yang mereka alami: Kios seserhana mereka diangkut petugas penertiban siang tadi.

     Siang itu, Nalea sedang duduk di pinggiran taman kota. Seperti biasa, ia berkumpul dengan bocah sebayanya yang berpakaian lusuh. Adakah yang lebih menyenangkan melihat beberapa anak kecil tertawa riang, yang bahkan giginya belum lengkap, tapi tetap bisa merasa bahagia meskipun kehidupan ini sesungguhnya teramat keras? Namun, begitulah kebahgiaan mereka mendadak berhenti ketika mendengar suara keributan tak jauh dari arah belakang. Tampak beberapa petugas berseragam turun dari mobil. Rupanya hari itu ada penertiban preman, pengamen, dan pedagang asongan.

     "Weh, ada satpol!"

     Nalea segera teringat kios ayahnya yang berjarak sekitar 200 meter dari situ. Ia pun langsung berlari, menyebrang jalan, mengejutkan beberapa pengendara mobil yang lantas membunyikan klakson berkali-kali.

     Nalea teruz berlari. Ia melewati pedagang soto, pejalan kaki, tukang becak, tukang ojek yang sedang sibuk dengan gadget, dan orang-orang lain yang tak ada hubungannya dengan cerita ini. Namun, ada dua orang petugas yang terus mengejarnya.

     Gadis itu pun sampai disebuah kios kecil. Ia membuka pintu samping kios, membangunkan seorang lelaki yang tengah tidur berbalut sarung.

     "Ayah! Ayah! Aku dikejar satpol."

     "Ha?" Dalam keadaan setengah sadar, lelaki itu lantas meminta Nalea masuk. Namun hanya berselang beberapa detik sampai dua petugas itu menemukannya.

      "Oh, jadi kalian tinggalnya disini,"salah seorang petugas berkata, lalu mengambil HT, "Mobil kesini,200 m arah barat. Ada kios yang harus di angkut."

      Dalam keadaan masih tampak pusing, ayah Nalea mengajak anaknya segera membereskan beberapa barang seperti buntalan baju, rafio, dan tas. Mereka  harus buru-buru pergi jika tak ingin dibawa ke panti sosial.

      "Lho, hei mau kemana?"

      Lelaki itu menggendong Nalea dan segera menyelinap di pagar. Maka keduanya pergi, sambil sesekaali menoleh pda petugas yang sibuk merobohkan kios-kios semi permanen itu.

cerpen

 

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek)

  

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek)

Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, tidak membutuhkan waktu yang lama. Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk. Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas. Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide.

Pengertian Cerpen

Sumber: weheartit.com

Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.

Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.

Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.

Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.

 

Struktur Cerpen

Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.

Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.

1.      Orientasi

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

2.      Komplikasi

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.

Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

3.      Resolusi

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

 

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.

1.      Tema

Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.

Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.

·         Pertama, tema dalam sebuah cerpen menghubungkan isi cerita secara keseluruhan dengan judulnya.

·         Kedua, tema akan menyingkap makna kalimat atau dialog kunci yang hadir dalam penceritaan.

·         Ketiga, tema dapat ditentukan lewat persoalan paling menonjol dan paling banyak menimbulkan konflik dalam lahirnya peristiwa cerita.

2.      Tokoh dan Penokohan

Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.

Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.

Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.

Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.

Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

·         Melalui perilaku atau gerak-gerik tokoh yang bersangkutan.

·         Melalui dialog antartokoh yang bersangkutan.

·         Sifat-sifat yang digambarkan oleh penulis.

·         Pelukisan lingkungan tempat tinggal tokoh, seperti tempat belajar, kamar, kolong jembatan, dan sebagainya.

·         Berbagai pandangan tokoh lain mengenai perilaku dan sikap tokoh yang bersangkutan.

3.      Latar

Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.

Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.

Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.

4.      Alur cerita

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.

Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?

Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.


5.      Sudut Pandang

Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.

Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.

6.      Amanat

Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.

Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.

Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.

Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.